Rabu, 09 September 2009

Wanita dan Tipe Kepribadian Ranjang

Lou Paget, seksolog, mengatakan kecenderungan seorang wanita menyukai bagian tubuh tertentu dari pasangannya bisa menggambarkan tipe kepribadiannya. Walaupun Paget belum tahu secara pasti apa hubungan antara menyukai bagian tubuh tertentu dengan tipe kepribadian, ia mengaku akurasi perkiraannya tentang kepribadian serta kecenderungan para wanita pasiennya di atas ranjang cukup tinggi. Nah, mau tahu bagaimana kepribadian dan kecenderungan Anda "berperilaku" di atas ranjang?

Dada dan Perut
Menurut Paget, para wanita yang menyukai bagian dada dan perut pasangannya cenderung memiliki ciri-ciri kepribadian positif seperti rasa percaya diri yang tinggi dan memiliki kemauan yang keras untuk mencapai sesuatu, Karena itu, mereka yang termasuk "tipe' ini biasanya meraih sukses dalam pekerjaannya. Karena sifat yang cenderung ingin mencapai apa yang terbaik ini, wanita "penggemar" perut dan dada pasangannya ini biasanya tak bisa tinggal diam di rumah, dan selalu aktif mencari kegiatan yang bisa membuatnya merasa dihargai. Tapi, di atas ranjang wanita-wanita yang termasuk ke dalam kelompok ini memiliki kecenderungan sifat yang berbeda 180 derajat. Mereka, kata Paget, termasuk wanita yang tergolong pasif di atas tempat tidur, dan jarang mengambil inisiatif dalam hubungan seks. Wanita-wanita ini cenderung menunggu pasangannya "bergerak" lebih dulu sebelurr bereaksi, dan umumnya membiarkan si pria yang memegang kendali penuh di atas ranjang.


Posisi yang Pas
Gaya bercinta yang cocok untuk tipe ini tentu saja posisi misionaris atau pria di atas. Si pria harus selalu mengambil inisiatif melakukan foreplay. Karena dialah "si pemimpin". Posisi alternatifnya adalah rear entry, atau spoon.


Kaki dan Paha
Para wanita yang menyukai bagian kaki dan paha pasangan prianya cenderung memiliki sifat yang tenang dan sedikit egois. Para wanita tipe ini, menurut Paget, umumnya amat yakin dengan penampilan mereka. Artinya, mereka tak terlalu peduli apakah tubuhnya melar atau singset, pakaiannya awut-awutan, rambutnya kusut masai, dan sebagainya, karena mereka merasa tetap menarik dalam keadaan apapun. Umumnya, para wanita ini juga sulit menerima pendapat orang lain.

Dalam ranah seksual, sifat para wanita "penggemar" kaki dan paha pasangannya juga tak jauh beda dengan sikap kesehariannya. Mereka cenderung yakin dengan kemampuan dan "kecakapan" mereka dalam berhubungan seks, dan juga lumayan sering mengambil inisiatif untuk bercinta. Di atas ranjang wanita yang termasuk ke dalam tipe ini sesekali mengambil alih kendali hubungan intim.

Posisi yang Pas
Posisi apapun sebenarnya cocok untuk wanita tipe kedua, selama pasangan tersebut rajin berlatih untuk melancarkan hubungan seks dalam gaya yang berbeda-beda. Tapi, Paget menyarankan si wanita tipe ini untuk menguasai dulu satu gaya sebelum mencoba gaya yang lain.

Punggung dan Bokong
Sifat positif dari wanita yang menyukai bagian belakang tubuh pria ini adalah keterusterangannya. Para wanita ini, menurut Paget, juga cenderung bicara secara blak-blakan dan jarang sekali yang memiliki sifat pemalu. Mereka bisa secara tegas menolak permintaan seseorang apabila mereka memang sedang tidak merasa ingin melakukannya. Para wanita dari kelompok ini sering dicap "sombong" oleh orang-orang yang tak mengenalnya dengan baik, karena ketegasannya tersebut.

Para wanita penyuka punggung dan bokong ini memiliki pandangan yang lebih maskulin dalam hal seks. Mereka amat memperhatikan penampilan kasat mata pasangannya, dan kadang menggunakan pendekatan "mencari kesenangan" dalam hubungan seksual. Tidak heran, para wanita ini seringkali bertingkah laku agresif di ranjang dan cenderung ingin mengambil kendali ketika berhubungan seksual. Mereka juga cenderung lebih terbuka terhadap variasi-variasi posisi dalam berhubungan seks, dan tidak segan mempelajari hal baru di ranjang dengan pasangannya.

Posisi yang Pas
Gaya yang sesuai dengan tipe yang ketiga adalah posisi woman on top. Posisi ini memungkinkan si wanita mengendalikan jalannya aktivitas seksual, multi ritme sampai penetrasi. Tetapi, dianjurkan untuk sekali-sekali memberikan "peluang" kepada pasangan untuk mengendalikan jalannya "pertandingan" ini.

Tangan
Bisa dibilang, para wanita yang menyukai tangan pria pasangannya adalah kelompok yang paling feminin dari semua "tipe kepribadian" yang dicetuskan Paget. Para wanita ini cenderung mengharapkan pasangannya bisa melindungi mereka, baik secara fisik maupun emosional. Umumnya mereka memiliki ketergantungan yang cukup tinggi pada pasangannya. Dari semua tipe, penggemar tangan ini adalah wanita yang paling tinggi kesadarannya akan penampilan dan daya tariknya. Mereka rajin mengurus tubuhnya.

Di atas ranjang, wanita tipe ini juga cenderung pasif. Tetapi, mereka bisa juga aktif, dalam arti cenderung bersikap melayani pasangan. Misalnya, dengan mengenakan lingerie mahal untuk membangkitkan gairah pasangan, atau menyemprotkan parfum yang sesuai untuk suasana romantis, dan sebagainya. Mereka juga mengharapkan pasangannya bisa melakukan hal-hal romantis di tempat tidur.

Posisi yang Pas
Wanita tipe ini membutuhkan foreplay yang cukup, sehingga si pria harus dapat menahan diri untuk melakukan hubungan seks "yang sesungguhnya" setelah si wanita cukup dibelai dan dimanja. Posisi apapun, selama tidak bertentangan dengan preferensinya, tidak membuat wanita tipe ini keberatan.

Mitos-Mitos Tentang Orgasme
Orgasme wanita adalah salah satu pokok bahasan tentang seksualitas yang seringkali disalahpahami. Selain karena kerumitannya, konsepsi yang salah tentang orgasme wanita juga disebabkan oleh kurangnya penelitian. Hanya sejak 30 tahun terakhir inilah banyak penelitian seputar orgasme wanita yang dilakukan oleh para pakar seksologi. Berikut ini adalah beberapa mitos atau anggapan salah mengenai orgasme wanita dan bagaimana yang sebenarnya.

• Orgasme wanita dipengaruhi hormon, karena itu kebanyakan wanita sulit mencapai orgasme dan kehilangan gairah seks setelah menopause. Walau memang benar gairah seks wanita dipengaruhi oleh hormon, menopause tidak mengurangi kemampuan wanita mencapai orgasme. Bahkan beberapa penelitian menemukan banyak wanita yang tak pernah mengalami orgasme ketika mudanya, justru mengalami orgasme ketika usianya mencapai 40 atau 50 tahun.

• Baik orgasme pria maupun wanita makin melemah seiring bertambahnya usia. Walau memang membutuhkan lebih banyak konsentrasi, intensitas orgasme tidak berkurang seiring bertambahnya usia. Selain itu, Anda berdua bisa melakukan pemanasan lebih dulu dengan sentuhan-sentuhan lembut, yang disusul dengan rabaan secara lambat untuk meningkatkan arousal.

• Satu-satunya titik paling peka rangsang erotis pada wanita adalah klitoris. Selain klitoris, wanita memiliki beberapa zona panas lain di seluruh tubuhnya. Tugas Anda berdualah mencari letaknya dengan sering melakukan pijatan dan rabaan mesra.

• Indikator orgasme wanita adalah pipi memerah, puting mengeras, pupil mata membesar, kontraksi otot vagina, dan napas tersengal. Semua "gejala" di atas BUKAN indikator orgasme pada wanita, tapi merupakan tanda arousal yang amat kuat. Ada juga wanita yang mencapai orgasme dalam keadaan "tenang".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar